Selasa, 18 Januari 2011

Impianku Untuk Dunia Anak

Dunia anak usia dini adalah dunia yang sangat indah sekali, anak-anak terlahir dengan polos seperti memiliki dunia sendiri yang tidak di miliki oleh orang dewasa. Dunia anak terkesan sangat sederhana dan unik. Anak-anak berusaha untuk mencerna kehidupan mereka dengan cara yang sederhana. Kehidupan mereka banyak diisi dengan tawa canda yang riang gembira. Walaupun tidak bisa saya pungkiri bahwa tidak semua anak-anak bisa meraih kebahagiaan di masa kecil mereka, karena dalam dunia nyata tidak semua anak-anak dilahirkan dengan sempurna dan penuh kebahagiaan dalam hidup.

Mereka ada yang di lahirkan dengan sempurna dan ada pula yang di lahirkan dengan keadaan berkebutuhan khusus ( anak yang di lahirkan dengan kondisi tertentu dalam dirinya seperti autis, down syndrom, cacat bawaan dari lahir dan keadaan lainnya yang membuat mereka menjadi anak yang berkebutuhan khusus). Anak-anak juga ada yang di lahirkan dalam kondisi perekonomian keluarga yang sangat berada dan kondisi perekonomian yang biasa-biasa saja atau sederhana, karena banyak anak-anak yang juga ikut bekerja dimasa kanak-kanak mereka hanya untuk membantu perekonomian keluarga. Mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk hidup dalam dunia anak-anak yang sangat indah, kadang kala membuat mereka merasa bahwa masa kecil mereka kurang bahagia.

Saya telah banyak mempelajari dan mengamati pola tingkah laku anak-anak pada saat dulu saya pernah mengajar, dan saya terus mengamati akan perkembangan dunia anak-anak saat ini. Cara anak-anak dalam mengekspresikan apa yang mereka mau sangat unik dan lucu. Keceriaan anak usia dini akan terlihat pada saat mereka bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya ataupun pada saat mereka melakukan proses pembelajaraan disekolah.

Saya jadi teringat pada saat saya mengajar anak-anak yang kurang mampu, orang tua mereka hanya bekerja sebagai pemulung,kondisi mereka sangatlah sederhana, karena saya pernah berkunjung kerumah mereka yang sangat sederhana dalam rangka home visit antar pihak sekolah dan murid, lingkungan mereka penuh dengan tumpukan sampah, mereka datang ke sekolah dengan apa adanya, kadang kala dengan jujur dan polos mereka datang ke sekolah tidak mandi, jadi baunya sangat luar biasa. Kepolosan mereka kadang kala membuat saya tersenyum, apalagi saat mereka bicara bu guru aku mandi di sekolah ya, di rumah kamar mandinya ga sebagus di sekolah. Namun anak-anak seperti mereka mempunyai semangat yang kuat dalam belajar. Saya juga bahagia sekali manakala mendengar murid-murid saya dulu, saat ini bisa berkembang lebih maju.

Mendengar celotehan mereka sangat membuat hidup saya semakin berarti, ternyata saya bisa mengajarkan dan berbagi ilmu dengan anak-anak seusia mereka sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka dalam menangkap materi pembelajaran. Tersadar akan sangat berartinya dunia anak-anak yang sangat indah. saya mempunyai sebuah impian untuk dunia anak usia dini, saya ingin membangun sebuah sekolahan bagi perkembangan pendidikan anak usia dini.

Sekolahan yang saya impikan ini tidak hanya sekolahan bagi anak-anak yang tumbuh dengan sempurna dan dari keluarga yang perekonomiannya yang berada, tapi sekolahan yang saya impikan untuk saya bangun adalah sebuah sekolah yang bisa menerima kesetaraan pendidikan untuk semua anak, baik anak yang dilahirkan sempurna maupun untuk anak yang berkebutuhan khusus, sekolahan untuk anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang perekonomian berada maupun anak-anak yang di lahirkan dari keluarga yang perekonomiannya sederhana maupun kurang mampu sekalipun akan saya ajarkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Walaupun untuk mengajarkan materi pembelajaran pada anak yang berkebutuhan khusus akan lebih membutuhkan kesabaran dan waktu yang sangat panjang, tapi saya mempunyai keyakinan bahwa mereka juga bisa seperti layaknya anak-anak yang sempurna.

Saya ingin sekali sekolahan yang saya impikan ini benar-benar bisa terwujud, agar semua anak bisa menikmati pendidikan yang layak, Saya akan terus berjuang agar impian saya ini bisa terwujud demi perkembangan karakter anak-anak usia dini yang sehat, cerdas dan ceria. Namun kapankah mimpi saya ini akan terwujud?

Ya Tuhan hamba mohon bantulah hamba untuk bisa mewujudkan impian ini dalam kenyataan agar anak-anak bisa memperoleh pendidikan yang baik. Inilah impian saya untuk dunia anak, dunia anak yang sangat indah.
READ MORE - Impianku Untuk Dunia Anak

Sabtu, 15 Januari 2011

Ajak Bermain Anak

Alangkah senang bila kita melihat anak-anak yang sedang bermain dengan asyiknya dan sangat ceria. Dunia anak-anak sungguh mengasyikkan dan sangat indah. Dunia mereka sangat polos dan sederhana, mereka belum mempunyai beban sepeti kita orang dewasa yang dipenuhi kesibukan dan aneka masalah dalam hidup. Anak-anak selalu dapat menikmati dunia kanak-kanak mereka sendiri, dunia mereka sangat sederhana karena dunia mereka adalah bermain karena dengan bermain mereka bisa menemukan banyak hal baru.

Rasanya kita orang dewasa perlu mencontoh mereka yang selalu riang gembira penuh canda tawa dalam menikmati hidupnya. Kadang kala memang orang dewasa dalam kehidupannya dipenuhi tekanan hidup, yang sangat berat tapi kita bisa saja seperti layaknya kehidupan anak-anak, nikmatilah dunia kita apa adanya. Supaya kita bisa lebih menghayati dunia anak-anak yang sangat indah, kita perlu untuk melibatkan diri secara langsung dalam dunia mereka yang sangat ceria. Sesekali kita mencoba untuk ikut masuk kedunia mereka, dunia bermain yang penuh canda tawa bersama. Ada sebagian orang beranggapan bahwa mereka enggan atau malu jika ikut terlibat bermain bersama anak-anak, tapi sebenarnya melalui permainan anak-anak banyak sekali yang dapat kita peroleh.

Kita bisa nikmati dulu kedekatan kita dengan mereka. Dari waktu kita yang sangat sibuk, usahakan kita sisihkan waktu untuk menemani mereka bermain bersama. Jadikan mereka sebagai teman , sahabat terlebih dahulu lalu kita secara perlahan-lahan mulai masuk kedunia mereka, sehingga mereka akan merasa nyaman berada di dekat kita. Apabila mereka sudah merasa nyaman, tenang, bisa berbagi permainan, sangat mudah bagi kita untuk ikut bersenang-senang dan menciptakan canda tawa bersama anak-anak. Sesekali ciptakan sebuah permainan yang bersifat edukatif yang bisa membuka pemikiran mereka untuk berfikir kreatif, seperti membuat permainan menyusun balok, kita bisa mengajak mereka berpikir kreatif dalam menyusun balok-balok tersebut. Mereka bisa menyusun balok-balok tersebut sesuai keinginan mereka. Mereka bisa menyusunnya menjadi bentuk rumah, istana, jembatan, mobil sesuai dengan yang mereka mau.

Bila mereka sudah membentuk satu macam susunan balok-balok tersebut, kita bisa menanyakan kepada mereka apa maksud dari bentuk yang telah mereka susun. Dari sini kita bisa melihat akan ada daya imajinasi mereka dalam menceritakan bentuk yang telah mereka buat dari balok-balok tersebut. Permainan ini sering kita sebut sebagai permainan edukatif sentra balok. Dengan kita bermain seperti ini, kita akan semakin dekat dan menjadi sahabat mereka, sehingga mereka tak akan segan untuk berbicara terbuka dengan kita.

Apabila kita sedang terlalu sibuk,dan tidak bisa mengajak bermain dalam sentra balok. kita harus bisa mengatur sedikit waktu untuk memberikan perhatian pada mereka. Anak-anak biasanya mengganggu saat kita sedang sibuk dengan pekerjaan, tapi bila kita sudah dekat dengan mereka percayalah mereka akan bisa memahami dan mengerti kondisi kita yang sedang disibukkan oleh pekerjaan. Sempatkan waktu untuk terus berinteraksi dengan mereka, ajaklah mereka bermain bersama, berenang. bersepeda, lari-larian, mengobrol santai atau kita bisa bercanda bersama dengan memberikan tebak-tebakan, cerita lucu atau dongeng sebelum tidur.

Yang kita dapatkan dengan mengajak bermain anak adalah keceriaan, kegembiraan, dan kesenangan yang bisa memberikan nuasana baru untuk mengimbangi kepenatan kesibukan sehari-hari. Dengan mengajak bermain anak bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi resiko stres. Kita juga bisa lebih semangat seperti layaknya anak-anak yang selalui bersemangat dalam menjalani hidup mereka. Dunia anak-anak memang sangat indah dan menarik untuk kita amati, karena kehidupan mereka sangat berwarna seperti pelangi di pagi hari yang sangat indah.


READ MORE - Ajak Bermain Anak

Kamis, 13 Januari 2011

Cara Mengungkapkan Rasa Cinta dan Sayang Orang Tua Kepada Anak

Kita sebagai orang tua sudah pasti sangat mencintai dan menyayangi anak kita. Rasa cinta dan sayang orang tua kepada anak kadang kala sangatlah berlebihan. Andaikata kita memiliki anak sebaiknya kita tidak menunjukan rasa cinta dan sayang yang berlebihan dan jangan sampai kita dalam mengungkapkan rasa cinta dan sayang kita dengan cara yang salah karena bila kita dalam mengungkapkan rasa cinta dan sayang dengan cara yang salah dapat memberikan efek yang tidak baik bagi anak kita di masa yang akan datang. Walaupun kita sangat mencintai dan menyayangi anak kita, kita sebagai orang tua harus berlaku bijak dalam menunjukkan dan mengungkapkan rasa cinta dan sayang itu kepada anak-anak. Rasa cinta dan sayang yang berlebihan dapat membuat anak menjadi manja, dan cenderung akan berperilaku egois apabila tuntutannya tidak dipenuhi.

Ada beberapa cara yang tepat dalam mengungkapkan rasa cinta dan sayang kepada anak :

1. Kita sebagai orang tua harus bisa memastikan rasa cinta dan sayang yang kita berikan telah adil kepada setiap anak-anak secara wajar. Jika tidak adil maka anak bisa menuntut keadilan kepada kita dan mereka akan sangat merasa kecewa pada kita selaku orangtua.

2.Kita juga harus bisa memastikan bahwa kita bisa meluangkan waktu untuk bermain,bercanda, berkomunikasi bersama dengan anak-anak di rumah kita tanpa diganggu orang lain dan pekerjaan kantor agar hubungan harmonis tetap terjalin bersama. Sesibuk apapun kita dengan segala macam kesibukan di luar rumah, kita tetap wajib memberikan kebutuhan sosialisasi pada anak kita, karena mereka sangat membutuhkan rasa kasih sayang dari kita sebagai orang tua.

3. Kita sebagai orang tua harus bisa memberikan sentuhan-sentuhan fisik yang wajar kepada anak selama mereka tidak risih seperti pelukan yang wajar untuk menunjukkan bahwa kita sangat mencintai dan menyayangi mereka.

4. Sebagai orang tua kita harus bisa menjaga perkataan yang kita ucapkan kepada anak. Jangan sampai mereka merasa dibenci oleh kita karena kita telah salah cara dalam mengucap atau memilih kata-kata. Usahakan untuk menghindari marah emosional yang berlebihan dan tidak terkendali pada anak.

5. Pergunakanlah bahasa yang baik dengan emosi yang wajar walaupun anak kita melakukan kesalahan yang membuat kita sangat marah.

6. Biasakanlah memberi pujian yang wajar jika anak kita melakukan sesuatu yang baik atau pada saat mereka memperoleh prestasi di sekolah kita bisa memberikan pujian dan hadiah yang wajar dan tidak berlebihan.

7.Kita boleh memberikan sesuatu yang mereka butuhkan selama permintaan mereka wajar dan tidak berlebihan dan sangat diharapkan apa yang kita berikan tidak akan membuat efek yang buruk pada mereka.

8. Kita jangan sampai memberikan apa saja yang diminta anak, tetapi kita harus pandai-pandai dan selektif dalam memilih permintaan yang baik-baik saja yang akan kita penuhi.

9. Berikan hadiah di saat-saat tepat tertentu dan juga untuk memberi motivasi anak yang ke arah yang lebih baik. Hadiah yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan kita.

10. Jangan terlalu sering memberi materi pada anak setiap kali mereka meminta sesuatu yang mereka inginkan. Kita harus pandai-pandai dalam membuat alasan yang logis dan baik saat menolak permintaannya.

READ MORE - Cara Mengungkapkan Rasa Cinta dan Sayang Orang Tua Kepada Anak

Selasa, 11 Januari 2011

Gaya Belajar Anak Usia Dini

Ternyata dunia anak usia dini memang sangat indah dan sederhana, dunia mereka polos dengan penuh canda tawa, yang kadang kala dunia mereka tidak dapat ditemui kembali pada masa mereka dewasa. Cara belajar anak usia dini pun cenderung unik, karena anak usia dini cenderung untuk belajar melalui tiga cara yaitu:

1. Visual : anak usia dini menggunakan cara belajar visual melalui apa yang mereka lihat dalam hal ini mereka cenderung memakai penglihatan untuk belajar. Melalui apa yang mereka lihat, mereka dapat belajar. Dengan melihat buah-buahan mereka dapat mengenal jenis buah. melihat gambar binatang, mereka dapat mengenal binatang. Apapun yang mereka lihat, mereka dapat mencerna dengan baik pembelajaran melalui penglihatannya.

2. Auditori : anak usia dini menggunakan cara belajar auditori melalui apa yang mereka dengar, dalam hal ini mereka cenderung memakai pendengaran untuk belajar. Melalui apa yang mereka dengar. mereka dapat belajar. Dengan mendengar suara kucing mengeong, anjing menggonggong , ayam berkokok, mereka bisa menirukan suara-suara binatang yang mereka dengar. Mereka bisa juga menirukan apa yang kita ucapkan. Apapun yang mereka dengar. mereka dapat mencerna dengan baik pembelajaran melalui pendengarannya.

3. Kinestetik : Anak usia dini menggunakan cara belajar kinestetik melalui gerakan-gerakan seperti tarian sederhana, maupun gerakan-gerakan sederhana untuk melatih motorik halus dan motorik kasar anggota tubuhnya.
READ MORE - Gaya Belajar Anak Usia Dini

Minggu, 09 Januari 2011

Peran Orang Tua Terhadap Kecerdasan Anak Usia Dini

PERAN ORANGTUA TERHADAP KECERDASAN ANAK USIA DINI

Dalam perkembangan kecerdasan anak usia dini perlu adanya peranan dari orang tua di dalam menunjang peranan perkembangan kecerdasan anak usia dini.Walaupun Ayah dan Ibu mempunyai peranan yang berbeda dalam pengembangan kecerdasan buah hati di masa usia dini, namun peranan Ayah dan Ibu saling berkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan.

PERAN IBU TERHADAP KECERDASAN ANAK USIA DINI

1. Menentukan dan menyediakan makanan bergizi.
Pemberian ASI Ekslusif pada anak usia 0-6 bln.
Kemudian, ibu yang akan menentukan dan menyiapkan menu makanan bergizi untuk menunjang pertumbuhan perkembangan sang buah hati

2.Sebagai pendidik.
Kebiasaan ibu mendongeng atau membacakan cerita akan menumbuhkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang baik pada anak. Ibu pun berperan dalam mengulang pelajaran yang telah diperoleh di sekolah kemudian di ulang kembali di rumah untuk membangkitkan daya ingat anak dalam mencerna pelajaran. Ibu juga membantu anak membuat PR, Ibu mengulas kembali dirumah tentang pelajaran yang belum di kuasai anak di sekolah. Ibu bisa diibaratkan sebagai guru dirumah.

3. Mengajarkan tentang peran jenis kelamin perempuan.
Anak perempuan biasanya belajar untuk berpikir rasional, disiplin, tegas, mengontrol diri dengan sabar dan penuh kasih sayang dalam menghadapi sesuatu. Anak laki-laki biasanya belajar untuk lebih bertanggung jawab dalam segala hal.


PERAN AYAH

1. Mengembangkan kepercayaan pada diri anak dalam berkompetensi.
2. Ayah cenderung mengajak anak melakukan aktivitas fisik yang lebih "kasar" baik di dalam maupun di luar ruang. Ayah pun tidak terlalu mengekang keleluasaan bergerak anak, sehingga anak dapat bermain dengan bebas dan aman, sehingga anak pun tidak takut untuk mencoba.

3.Memotivasi lebih berprestasi.
Peran ayah cenderung untuk mendorong anak agar giat belajar sehingga prestasi akademiknya lebih tinggi.

4.Mengajarkan tentang peran jenis kelamin laki-laki.
Anak laki-laki akan belajar bagaimana menjadi seorang laki-laki, bertingkah laku, berpikir, bertanggung jawab dan melindungi keluarga dari sang ayah. Sementara anak perempuan akan belajar mengenai ketegasan, berpikir rasional, disiplin, mengontrol emosi, dan sebagainya.
READ MORE - Peran Orang Tua Terhadap Kecerdasan Anak Usia Dini

Pencegahan Autis Pada Anak

Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.

"April is Autism awareness month"
PENCEGAHAN AUTIS PADA ANAK

Oleh:
Dr Widodo Judarwanto SpA
telp : (021) 70081995 - 4264126 - 31922005
email : wido25@hotmail.com
htpp://www.alergianak.bravehost.com

ABSTRAK

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autis akan semakin meningkat pesat. Jumlah penderita autis semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autis masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia. Autis adalah penyakit yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya. Dalam keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Sehingga saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis.


PENDAHULUAN

Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang ditujukanpada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya sendiri". Pada umumnya penderita autisma mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).

Pemakaian istilah autis kepada penderita diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943 berdasarkan pengamatan terhadap 11 penderita yang menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh.

Autis dapat terjadipada semua kelompok masyarakat kaya miskin, di desa dikota, berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia. Sekalipun demikian anak-anak di negara maju pada umumnya memiliki kesempatan terdiagnosis lebih awal sehingga memungkinkan tatalaksana yang lebih dini dengan hasil yang lebih baik.

Jumlah anak yang terkena autis makin bertambah. Di Kanada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40 persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002 di-simpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autisme akan semakin besar. Jumlah tersebut di atas sangat mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autisme masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia.Di Amerika Serikat disebutkan autis terjadi pada 60.000 - 15.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain menyebutkan prevalens autisme 10-20 kasus dalam 10.000 orang, bahkan ada yang mengatakan 1 diantara 1000 anak. Di Inggris pada awal tahun 2002 bahkan dilaporkan angka kejadian autisma meningkat sangat pesat, dicurigai 1 diantara 10 anak menderita autis. Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2,6 - 4 : 1, namun anak perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, hingga saat ini belum diketahui berapa persisnya jumlah penderita namun diperkirakan jumlah anak austima dapat mencapai 150 -- 200 ribu orang.


PENYEBAB AUTIS

Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.

Beberapa teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis adalah : Genetik (heriditer), teori kelebihan Opioid, teori Gulten-Casein (celiac), kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation, teori Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori orphanin Protein: Orphanin


Tabel 1. Beberapa teori penyebab Autis


1. Genetik dan heriditer
2. Teori Kelebihan Opioid

* Unsur Opioid-like
* Kekurangan enzyme Dipeptidyl peptidase
* Dermorphin Dan Sauvagine
* Opioids dan secretin
* Opioids dan glutathione
* Opioids dan immunosuppression

3. Gluten/Casein Teori Dan Hubungan Penyakit Celiac
* IgA urine
* Teori Gamma Interferon
* Teori Metabolisme Sulfat

4. Kolokistokinin
5. Oksitosin Dan Vasopressin
6. Metilation
7. Imunitas Teori Autoimun dan Alergi makanan
8. Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein Basis dasar
9. Teori Infeksi Karena virus Vaksinasi
10. Teori Sekretin
11. Teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut)
12. Paparan Aspartame
13. Kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu
14. Orphanin Protein: Orphanin FQ/NOCICEPTIN ( OFQ/N)

Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan netabolisme metalotionin.

Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuar dengan terhadam metalotianin dibandingkan logam berat lainnya seperti tenbaga, perak atau zinc.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilaporkan para ahli menunjukkan bahwa gangguan metalotianin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah : defisiensi Zinc, jumlah logam berat yang berlebihan, defisiensi sistein, malfungsi regulasi element Logam dan kelainan genetik, antara lain pada gen pembentuk netalotianin

Perdebatan yang terjadi akhir akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris Andrew Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika mengadakan penelitian mengenai hubungan antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella ) dan autisme. Banyak penelitian lainnya yang dilakukan dengan populasi yang lebih besar dan luas memastikan bahwa imunisasi MMR tidak menyebabkan Autis. Beberapa orang tua anak penyandang autisme tidak puas dengan bantahan tersebut. Bahkan Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan kongres Amerika : kelainan autis dinegeri ini sudah menjadi epidemi, dia dan banyak orang tua anak penderta autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autis disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi.

Penelitian dalam jumlah besar dan luas tentunya lebih bisa dipercaya dibandingkan laporan beberapa kasus yang jumlahnya relatif tidak bermakna secara umum. Namun penelitian secara khusus pada penderita autis, memang menunjukkan hubungan tersebut meskipun bukan merupakan sebab akibat..

Banyak pula ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autis telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme. Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.

Karin Nelson, ahli neorology Amerika mengadakan menyelidiki terhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autis dan keterbelakangan mental. Nelson menyimpulkan autis terjadi sebelum kelahiran bayi.

Saat ini, para pakar kesehatan di negara besar semakin menaruh perhatian terhadap kelainan autis pada anak. Sehingga penelitian terhadap autism semakin pesat dan berkembang. Sebelumnya, kelainan autis hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap anaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai penyebab autis secara genetik, neuroimunologi dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autis. Temuan ini mungkin dapat menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang komunikasi, gangguan dalam bermain, bahasa, perilaku, gangguan perasaan dan emosi, interaksi sosial, perasaan sosial dan gangguan dalam perasaan sensoris.

Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan.Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain ("bahasa planet"). Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. nEkolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. Bicara tidak digunakan untuk komunikasi dan imik datar

Gangguan dalam bidang interaksi sosial meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan tangan orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya. Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain. Saat bermain bila didekati malah menjauh. Bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan orang lain dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya.

Gangguan dalam bermain diantaranya adalah bermain sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabun menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mainan mobil dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak. Perilaku yang ritualistik sering terjadi sulit mengubah rutinitas sehari hari, misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute yang sama.

Gangguan perilaku dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah. Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala atau membenturkan kepala di dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Gangguan kognitif tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya.

Gangguan perasaan dan emosi dapat dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum)bila keinginannya tidak didapatkannya, bahkan bisa menjadi agresif dan merusak.. Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain

Gangguan dalam persepsi sensoris meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Meraskan tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu. Tidak menyukai rabaan atau pelukan, Bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan. Tidak menyukai rabaan atau pelukan, Bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan.

Menegakkan diagnosis autis memang tidaklah mudah karena membutuhkan kecermatan, pengalaman dan mungkin perlu waktu yang tidak sebentar untuk pengamatan. Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosis langsung autis. Diagnosis Autis hanyalah melalui diagnosis klinis bukan dengan pemeriksaan laboratorium. Gangguan Autism didiagnosis berdasarkan DSM-IV. Banyak tanda dan gejala perilaku seperti autis yang disebabkan oleh adanya gangguan selain autis. Pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain tersebut.


FAKTOR RESIKO

Karena penyebab Autis adalah multifaktorial sehingga banyak faktor yang mempengaruhi.Sehingga banyak teori penyebab yang telah diajukan oleh banyak ahli. Hal ini yang menyulitkan untuk memastikan secara tajam faktor resiko penyakit autis. Faktor resiko disusun oleh para ahli berdasarkan banyak teori penyebab autris yang telah berkembang. Terdapat beberapa hal dan keadaan yang membuat resiko anak menjadi autis lebih besar. Dengan diketahui resiko tersebut tentunya dapat dilakukan tindakan untuk mencegah dan melakukan intervensi sejak dini pada anak yang beresiko. Adapun beberapa resiko tersebut dapat diikelompokkan dalam beberapa periode, seperti periode kehamilan, persalinan dan periode usia bayi.

PERIODE KEHAMILAN

Perkembangan janin dalam kehamilan sangat banyak yang mempengaruhinya. Pertumbuhan dan perkembangan otak atau sistem susunan saraf otak sangat pesat terjadi pada periode ini, sehingga segala sesuatu gangguan atau penyakit pada ibu tentunya sangat berpengaruh. Gangguan pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autisme.

Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih diwaspadai dapat berkembang jadi autism adalah infeksi selama persalinan terutama infeksi virus. Peradarahan selama kehamilan harus diperhatikan sebagai keadaan yang berpotensi mengganggu fungsi otak janin. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena placental complications, diantaranya placenta previa, abruptio placentae, vasa previa, circumvallate placenta, and rupture of the marginal sinus. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin. Perdarahan awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah tampaknya juga merupakan resiko tinggi terjadinya autis perilaku lain yang berpotensi membahayakan adalah pemakaian obat-obatan yang diminum, merokok dan stres selama kehamilan terutama trimester pertama. Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari. Diduga dalam kedaaan tersebut bayi terpengaruh pencernaan dan aktifitasnya oleh penyebab tertentu termasuk alergi ataupun bahan-bahan toksik lainnya selama kehamilan.

Infeksi saluran kencing, panas tinggi dan Depresi. Wilkerson dkk telah melakukan penelitian terhadap riwayat ibu hamil pada 183 anak autism dibandingkan 209 tanpa autism. Ditemukan kejadian infeksi saluran kencing, panas tinggi dan depresi pada ibu tampak jumlahnya bermakna pada kelompok ibu dengan anak autism.

PERIODE PERSALINAN

Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya. Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak. Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya.

Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism adalah : pemotongan tali pusat terlalu cepat, Asfiksia pada bayi (nilai APGAR SCORE rendah < 6 ), komplikasi selama persalinan, lamanya persalinan, letak presentasi bayi saat lahir dan erat lahir rendah ( < 2500 gram).

PERIODE USIA BAYI

Dalam kehidupan awal di usia bayi, beberapa kondisi awal atau gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada optak yang akhirnya dapat beresiko untuk terjadinya gangguan autism. Kondisi atau gangguan yang beresiko untuk terjadinya autism adalah prematuritas, alergi makanan, kegagalan kenaikan berat badan, kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik, gangguan pencernaan : sering muntah, kolik, sulit buang air besar, sering buang air besar dan gangguan neurologI/saraf : trauma kepala, kejang, otot atipikal, kelemahan otot.

PENCEGAHAN

Tindakan pencegahan adalah yang paling utama dalam menghindari resiko terjadinya penyakit atau gangguan pada organ tubuh kita. Banyak penyakit dapat dilakukan strategi pencegahan dengan baik, karena faktor etiologi dan faktor resiko dapat diketahui dengan jelas. Berbeda dengan kelainan autis, karena teori penyebab dan faktor resiko belum masih belum jelas maka strategi pencegahan mungkin tidak bisa dilakukan secara optimal. Dalam kondisi seperti ini upaya pencegahan tampaknya hanya bertujuan agar gangguan perilaku yang terjadi tidak semakin parah bukan untuk mencegah terjadinya autis. Upaya pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian faktor resiko autis.

Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan, saat kehamilan, persalinan dan periode usia anak.

PENCEGAHAN SEJAK KEHAMILAN

Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan , kita harus melihat dan mengamati penyebab dan faktor resiko terjadinya gangguan perkembangan sejak dalam kehamilan. Untuk mengurangi atau menghindari resiko yang bisa timbul dalam kehamilan tersebut dapat melalui beberapa cara.

Adapun cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang sejak dalam kehamilan tersebut diantaranya adalah periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, kalu perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan pemeriksaan skrening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, herpes atau hepatitis). Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik.

Bila terdapat peradarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin. Perdarahan pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism dan gangguan bahasa lainnya.

Berhati-hatilah minum obat selama kehamilan, bila perlu harus konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autism dan gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbicara. Bila bayi beresiko alergi sebaiknya ibu mulai menghindari paparan alergi berupa asap rokok, debu atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan. Hindari paparan makanan atau bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan. Jaga higiene, sanitasi dan kebersihan diri dan lingkungan. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.

Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, bila dilihat adanya gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari. Diduga dalam kedaaan tersebut bayi terpengaruh pencernaan dan aktifitasnya oleh penyebab tertentu termasuk alergi ataupun bahan-bahan toksik lainnya selama kehamilan. Bila gerakan bayi dan gerakan hiccups/cegukan pada janin yang berlebihan terutama pada malam hari serta terdapat gejala alergi atau sensitif pencernaan salah satu atau kedua orang tua. Sebaiknya ibu menghindari atau mengurangi makanan penyebab alergi sejak usia kehamilan di atas 3 bulan. Hindari asap rokok, baik secara langsung atau jauhi ruangan yang dipenuhi asap rokok. Beristirahatlah yang cukup, hindari keadaan stres dan depresi serta selalu mendekatkan diri dengan Tuhan.

PENCEGAHAN SAAT PERSALINAN

Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya. Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak. Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya

Beberapa hal yang terjadi saat persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya perkembangan dan perilaku pada anak, sehingga harus diperhatikan beberapa hal penting. Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan tentang rencana persalinan. Dapatkan informasi secara jelas dan lengkap tentang resiko yang bisa terjadi selama persalinan. Bila terdapat resiko dalam persalinan harus diantisipasi kalau terjadi sesuatu. Baik dalam hal bantuan dokter spesialis anak saat persalinan atau sarana perawatan NICU (Neonatologi Intensive Care Unit) bila dibutuhkan.

Bila terdapat faktor resiko persalinan seperti : pemotongan tali pusat terlalu cepat, asfiksia pada bayi baru lahir (bayi tidak menangis atau nilai APGAR SCORE rendah < 6 ), komplikasi selama persalinan, persalinan lama, letak presentasi bayi saat lahir tidak normal, berat lahir rendah ( < 2500 gram) maka sebaiknya dilakukan pemantauan perkembangan secara cermat sejak usia dini.

PENCEGAHAN SEJAK USIA BAYI

Setelah memasuki usia bayi terdapat beberapa faktor resiko yang harus diwaspadai dan dilakukan upaya pencegahannya. Bila perlu dilakukan terapi dan intervensi secara dini bila sudah mulai dicurigai terdapat gejala atau tanda gangguan perkembangan. Adapun beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukanl

Amati gangguan saluran cerna pada bayi sejak lahir. Gangguan teresebut meliputi : sering muntah, tidak buang besar setiap hari, buang air besar sering (di atas usia 2 minggu lebih 3 kali perhari), buang air besar sulit (mengejan), sering kembung, rewel malam hari (kolik), hiccup (cegukan) berlebihan, sering buang angin. Bila terdapat keluhan tersebut maka penyebabnya yang paling sering adalah alergi makanan dan intoleransi makanan. Jalan terbaik mengatasi ganggguan tersebut bukan dengan obat tetapi dengan mencari dan menghindari makanan penyebab keluhan tersebut. Gangguan saluran cerna yang berkepanjangan akan dapat mengganggu fungsi otak yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak.

Bila terdapat kesulitan kenaikkan berat badan, harus diwaspadai. Pemberian vitamin nafsu makan bukan jalan terbaik dalam mengobati penderita, tetapi harus dicari penyebabnya. Bila terdapat kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik, maka harus dilakukan perawatan oleh dokter ahli. Harus diamati tanda dan gejala autism secara cermat sejak dini.

Demikian pula bila terjadi gangguan neurologi atau saraf seperti trauma kepala, kejang (bukan kejang demam sederhana) atau gangguan kelemahan otot maka kita harus lebih cermat mendeteksi secara dini gangguan perkembangan.

Pada bayi prematur, bayi dengan riwayat kuning tinggi (hiperbilirubinemi), infeksi berat saat usia bayi (sepsis dll) atau pemberian antibiotika tertentu saat bayi harus dilakukan monitoring tumbuh kembangnya secara rutin dan cermat terutama gangguan perkembangan dan perilaku pada anak.

Bila didapatkan penyimpangan gangguan perkembangan khususnya yang mengarah pada gangguan perkembangan dan perilaku maka sebaiknya dilakukan konsultasi sejak dini kepada ahlinya untuk menegakkan diagnosis dan intervensi sejak dini.

Pada bayi dengan gangguan pencernaan yang disertai gejala alergi atau terdapat riwayat alergi pada orang tua, sebaiknya menunda pemberian makanan yang beresiko alergi hingga usia diatas 2 atau 3 tahun. Makanan yang harus ditunda adalah telor, ikan laut, kacang tanah, buah-buahan tertentu, keju dan sebagainya.

Bayi yang mengalami gangguan pencernaan sebaiknya juga harus menghindari monosodium glutamat (MSG), amines, tartarzine (zat warna makanan), Bila gangguan pencernaan dicurigai sebagai Celiac Disease atau Intoleransi Casein dan Gluten maka diet harus bebas casein dan Gluten, Ciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang baik secara kualitas dan kuantitas, hindari rasa permusuhan, pertentangan, emosi dan kekerasan.

Bila terdapat faktor resiko tersebut pada periode kehamilan atau persalinan maka kita harus lebih waspada. Menurut beberapa penelitian resiko tersebut akan semakin besar kemungkinan terjadi autism. Selanjutnya kita harus mengamati secara cermat tanda dan gejala autism sejak usia 0 bulan. Bila didapatkan gejala autism pada usia dini, kalau perlu dilakukan intervensi sejak dini dalam hal pencegahan dan pengobatan. Lebih dini kita melakukan intervensi kejadian autism dapat kita cegah atau paling tidak kita minimalkan keluhan yang akan timbul. Bila resiko itu sudah tampak pada usia bayi maka kondisi tersebut harus kita minimalkan bahkan kalau perlu kita hilangkan. Misal kegagalan kenaikkan berat badan harus betul-betul dicari penyebabnya, pemberian vitamin bukan jalan terbaik untuk mencari penyebab kelainan tersebut.

Demikan pula gangguan alergi makanan dan gangguan pencernaan pada bayi, harus segera dicari penyebabnya. Yang paling sering adalah karena alergi makanan atau intoleransi makan, penyebabnya jenis makanan tertentu termasuk susu bayi. Pemberian obat-obat bukanlah cara terbaik untuk mencari penyebab gangguan alergi atau gangguan pencernaan tersebut. Yang paling ideal adalah kita harus menghindari makanan penyebab gangguan tersebut tanpa bantuan obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan sementara bila keluhan yang terjadi cukup berat, bukan untuk selamanya.

PENUTUP

Autis adalah penyakit yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya. Sehingga strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap secara jelas misteri penyebab penyakit autis sehingga nantinya dapat dilakukan strategi pencegahan agar seorang anak dapat tercegah penyakit autis.


DAFTAR PUSTAKA

1. American of Pediatrics, Committee on Children With Disabilities. Technical Report : The Pediatrician's Role in Diagnosis and Management of Autistic Spectrum Disorder in Children. Pediatrics !107 : 5, May 2001)

2. Anderson S, Romanczyk R: Early intervention for young children with autism: A continuum-based behavioral models. JASH 1999; 24: 162-173.

3. APA: Diagnostic and statistic manual of mental disorders. 4th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association; 1994.

4. Bettelheim B: The Empty Fortress: Infantile Autism and the Birth of the Self. New York, NY: Free Press; 1977.

5. Brett EM: Paediatric Neurology. 2nd ed. London: Churchill Livingstone; 1991.

6. British Medical Journal: Childhood autism and related conditions. Br Med J 1980 Sep 20; 281(6243): 761-2.

7. Buka SL, Tsuang MT, Lipsitt LP: Pregnancy/delivery complications and psychiatric diagnosis. A prospective study. Arch Gen Psychiatry 1993 Feb; 50(2): 151-6.

8. Burd L, Kerbeshian J: Psychogenic and neurodevelopmental factors in autism. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 1988 Mar; 27(2): 252-3.

9. Burd L, Severud R, Kerbeshian J, Klug MG: Prenatal and perinatal risk factors for autism. J Perinat Med 1999; 27(6): 441-50.

10. Cohen DJ, Volkmar FR: Handbood of Autism and Pervasive Developmental Disorders. NY: Wiley; 1996.

11. Horvath K, Papadimitriou JC, Rabsztyn A, et al: Gastrointestinal abnormalities in children with autistic disorder. J Pediatr 1999 Nov; 135(5): 559-63.

12. Hoshino Y, Yashima Y, Tachibana R, et al: Sex chromosome abnormalities in autistic children--long Y chromosome. Fukushima J Med Sci 1979; 26(1-2): 31-42.

13. Hutt SJ, Hutt C, Lee D, Dunstead C: A behavioural and electroencephalographic study of autistic children. J Psychiatr Res 1965 Oct; 3(3): 181-97.

14. Johnson MH, Siddons F, Frith U, Morton J: Can autism be predicted on the basis of infant screening tests? Dev Med Child Neurol 1992 Apr; 34(4): 316-20.

15. Lainhart JE, Piven J: Diagnosis, treatment, and neurobiology of autism in children. Curr Opin Pediatr 1995 Aug; 7(4): 392-400.

16. Lamb JA, Moore J, Bailey A: Autism: recent molecular genetic advances. Hum Mol Genet 2000 Apr 12; 9(6): 861-8.

17. Lovaas I: The Autistic Child: Language Development through Behavior Modification. NY: Irvington Press; 1977.

18. Lovaas OI, Koegel RL, Schreibman L: Stimulus overselectivity in autism: a review of research. Psychol Bull 1979 Nov; 86(6): 1236-54.

19. Martineau J, Barthelemy C, Garreau B, Lelord G: Vitamin B6, magnesium, and combined B6-Mg: therapeutic effects in childhood autism. Biol Psychiatry 1985 May; 20(5): 467-78.

20. Poustka F, Lisch S, Ruhl D, et al: The standardized diagnosis of autism, Autism Diagnostic Interview- Revised: interrater reliability of the German form of the interview. Psychopathology 1996; 29(3): 145-53.

21. Prior MR, Tress B, Hoffman WL, Boldt D: Computed tomographic study of children with classic autism. Arch Neurol 1984 May; 41(5): 482-4.

22. Singer HS: Pediatric movement disorders: new developments. Mov Disord 1998; 13 (Suppl 2): 17.

23. Skjeldal OH, Sponheim E, Ganes T, et al: Childhood autism: the need for physical investigations. Brain Dev 1998 Jun; 20(4): 227-33.

24. Stern JS, Robertson MM: Tics associated with autistic and pervasive developmental disorders. Neurol Clin 1997 May; 15(2): 345-55.

25. Taylor B, Miller E, Farrington CP, et al: Autism and measles, mumps, and rubella vaccine: no epidemiological evidence for a causal association. Lancet 1999 Jun 12; 353(9169): 2026-9.

26. Teitelbaum P, Teitelbaum O, Nye J, et al: Movement analysis in infancy may be useful for early diagnosis of autism. Proc Natl Acad Sci U S A 1998 Nov 10; 95(23): 13982-7.

27. Volkmar FR: DSM-IV in progress. Autism and the pervasive developmental disorders. Hosp Community Psychiatry 1991 Jan; 42(1): 33-5.

28. Volkmar FR, Cicchetti DV, Dykens E, et al: An evaluation of the Autism Behavior Checklist. J Autism Dev Disord 1988 Mar; 18(1): 81-97.

29. Volkmar FR, Cohen DJ: Neurobiologic aspects of autism. N Engl J Med 1988 May 26; 318(21): 1390-2.

30. Vostanis P, Smith B, Chung MC, Corbett J: Early detection of childhood autism: a review of screening instruments and rating scales. Child Care Health Dev 1994 May-Jun; 20(3): 165-77.

31. Vostanis P, Nicholls J, Harrington R: Maternal expressed emotion in conduct and emotional disorders of childhood. J Child Psychol Psychiatry 1994 Feb; 35(2): 365-76.

32. Vrono MS, Bashina VM: [Problem of adaptation of patients with the syndrome of early childhood autism]. Zh Nevropatol Psikhiatr Im S S Korsakova 1987; 87(10): 1511-6.

33. Werner E, Dawson G, Osterling J, Dinno N: Brief report: Recognition of autism spectrum disorder before one year of age: a retrospective study based on home videotapes. J Autism Dev Disord 2000 Apr; 30(2): 157-62.

34. Wilkerson DS, Volpe AG, Dean RS, Titus JB. Perinatal complications as predictors of infantile autism. Int J Neurosci 2002 Sep;112(9):1085-98

35. Wolraich M, Bzostek B, Neu RL, Gardner LI: Lack of chromosome aberrations in autism. N Engl J Med 1970 Nov 26; 283(22): 1231.

36. Yirmiya N, Sigman M, Freeman BJ: Comparison between diagnostic instruments for identifying high- functioning children with autism. J Autism Dev Disord 1994 Jun; 24(3): 281-91.

37. Zeanah CH, Davis S, Silverman M: The question of autism in an atypical infant. Am J Psychother 1988 Jan; 42(1): 135-50.

38. Zwaigenbaum L, Szatmari P, Jones MB: Decreased obstetric optimality in autism is a function of genetic liability to the broader autism phenotype. J Dev Behav Pediatr 1999; 20 (5): 398-399






|
READ MORE - Pencegahan Autis Pada Anak

Apa itu Autisme?

Kita sering mendengar kata Autisme, tapi apa sebenarnya arti dari Autisme itu sendiri?

Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia 3 tahun.
Penyebab autisme adalah adanya gangguan neurobiologis yang dapat mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak penderita autisme tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara baik dan efektif.
Gejala yang menonjol adalah sikap anak penderita autis yang cenderung tidak memperdulikan lingkungan dan orang-orang disekitarnya, mereka seolah-olah menolak berkomunikasi dan berinteraksi serta cenderungnya mereka senang dengan dunianya sendiri tanpa memperdulikan apa yang ada disekelilingnya. Namun demikian kadang kala anak autis juga mempunyai kelebihan yang luar bisa dalam hal-hal tertentu yang memang dia sukai. Mari kita peduli untuk lebih memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus untuk anak-anak autis.
READ MORE - Apa itu Autisme?

Faktor Yang Membuat Anak Tidak Nyaman Dalam Kegiatan Belajar

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak merasa tidak nyaman dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dirumah, diantaranya :

1. Tingkat nada suara guru atau orang tua dalam mengajarkan materi pembelajaran pada anak terlalu tinggi (intonasi suara terkesan tinggi,galak dan menakutkan).

2. Cara pemberian materi kegiatan atau tugas dalam proses pembelajaran selalu sama atau monoton.

3. Materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar tidak sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak.

4. Guru dan orang tua kadang kala tidak memahami karakter dan gaya belajar anak.

5. Guru dan orang tua kadang kala tanpa sengaja sering membandingkan prestasi anak yang satu dengan anak yang lainnya, sehingga anak kadang akan merasa patah semangat setelah dirinya dibandingkan prestasi belajarnya.

6. Guru dan orang tua kadang kala terlalu menekan anak untuk segera memahami semua materi pembelajaran, padahal masing-masing anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mencerna materi pembelajaran yang telah diberikan.
READ MORE - Faktor Yang Membuat Anak Tidak Nyaman Dalam Kegiatan Belajar

Sabtu, 08 Januari 2011

Cara Membangkitkan Motivasi Diri Pada Anak Usia Dini

Seringkali rutinitas dan berbagai masalah yang datang silih berganti dalam kehidupan sehari-hari membuat kita kadang kala melupakan peran kita sebagai orang tua dalam memantau tumbuh kembang buah hati kita. Buah hati kita adalah harapan kita di masa akan datang, maka kita sebagai orang tua hendaknya selalu meluangkan waktu sebentar untuk selalu berkomunikasi dengan buah hati tercinta. Melalui jalinan komunikasi inilah diharapkan akan menumbuhkan motivasi diri pada anak usia dini untuk melalui tahapan masa keemasan mereka dengan baik.
Membangkitkan motivasi diri pada anak usia dini sangatlah penting, karena dengan kita memberikan motivasi kepada buah hati kita di harapkan nantinya buah hati kita akan mempunyai rasa percaya diri untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan menumbuhkan motivasi diri pada anak usia dini kita telah membantu untuk mewujudkan adanya tumbuh kembang buah hati kita menjadi buah hati yang sehat, cerdas dan ceria.
Terbentuknya motivasi diri pada anak usia dini berasal dari dua jenis yaitu:

1. Motivasi yang berasal dari dalam diri buah hati kita (motivasi dari diri sendiri/internal motivation): Motivasi yang muncul dari dalam diri tanpa ada faktor luar yang mempengaruhi.
2. Motivasi eksternal (eksternal Motivation): motivasi yang muncul karena dorongan dari luar seperti adanya imbalan, reward, hadiah atau penghargaan.

Memotivasi anak usia dini bisa kita lakukan dengan dua cara yaitu menumbuhkan motivasi internalnya atau dengan menumbuhkan motivasi eksternalnya.
Menumbuhkan motivasi internalnya dengan cara kita memberikan kebebasan yang terarah agar buah hati kita mau bersosialisasi dengan teman sebaya dilingkungan sekitarnya. kebebasan yang kita berikan tetap saja kebebasan yang tetap kita arahkan.
Menumbuhkan motivasi eksternalnya dengan cara kita mengumpulkan teman-teman sebayanya dalam satu tempat dan kita ajak mereka untuk bermain dalam satu permainan edukatif yang memerlukan kerjasama dalam satu team. bisa kita lakukan dengan permainan menyusun puzzel ataupun menyusun balok menjadi satu bentuk tertentu. Dengan adanya kebersamaan diantara mereka, maka akan ada komunikasi yang terjalin sehingga buah hati kita mempunyai rasa percaya diri telah diterima dengan lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya komunikasi adalah salah satu kunci pokok agar motivasi diri pada diri anak usia dini dapat terus berkembang. Motivasi dalam diri anak usia dini bisa kita berikan pula melalui cerita atau dongeng yang mengarah pada pemberian dorongan, semangat dan arahan untuk anak usia dini lebih berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria.
READ MORE - Cara Membangkitkan Motivasi Diri Pada Anak Usia Dini

Tips agar buah hati kita tidak mudah sakit

Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Dalam kondisi cuaca yang sangat tidak menentu akhir-akhir ini, ada baiknya bila kita menjaga agar buah hati kita tidak mudah sakit.
Tips agar buah hati kita tidak mudah sakit :

1. Jaga kesehatan buah hati kita dengan senantiasa memberikan asupan nutrisi yang baik seperti vitamin C yang bisa kita dapatkan dari buah-buahan ataupun dari sayur-sayuran. memberikan pola makan 4 sehat 5 sempurna kepada buah hati kita.

2. Berikanlah pada buah hati kita madu setiap pagi hari.

3. Berikanlah makanan yang berkuah seperti sup hangat.

4. Di saat cuaca sangat dingin,mandikanlah buah hati kita dengan air hangat.

5. Jauhkanlah buah hati kita dari orang-orang yang sedang terkena flu, agar buah hati kita terhindar dari flu.

6. Jangan biarkan buah hati kita bermain hujan-hujanan.

7. Pakai jaket atau baju hangat di saat cuaca dingin.

8. Tetap berikan susu hangat setiap harinya agar kondisi tubuh buah hati kita tetap fit sepanjang hari.
READ MORE - Tips agar buah hati kita tidak mudah sakit

Jumat, 07 Januari 2011

Cara Efektif Memberikan Asupan Buah-Buahan untuk Buah Hati Kita

Anak kadang kala sulit sekali untuk makan asupan buah-buahan yang kita berikan. Ada cara efektif yang bisa kita lakukan untuk menarik perhatian anak agar suka makan buah-buahan, diantaranya :

1. Buatkanlah anak-anak jus buah yang bervariatif seperti jus apel,jus jeruk,jus mangga dll secara bergantian setiap harinya agar anak tidak merasa bosan.

2. Buatlah buah-buahan itu semenarik mungkin bentuk potongan buahnya (bisa dalam bentuk bola bola atau bentuk segi tiga, bentuk kotak kecil-kecil) yang bisa menarik perhatian anak.

3. Masukkanlah potongan kecil buah-buahan tersebut ke dalam puding.

4. Buatkanlah sup buah untuk buah hati kita dengan aneka macam buah-buahan.

5. Buah-buahan bisa dijadikan sebagai perasa dalam eskrim yang kita buat sehingga eskrim mempunyai cita rasa yang menarik untuk membangkitkan buah hati kita dalam menyukai buah-buahan.

6. Berikanlah sanjungan atau pujian setiap kali buah hati kita mau makan buah-buahan.

7. Jangan menakut-nakuti buah hati kita dengan segala sesuatu apabila buah hati kita sulit untuk makan buah-buahan.

8. Ajaklah buah hati kita mendengarkan dongeng atau cerita tentang buah-buahan. (cerita atau dongeng bisa kita buat sendiri sesuai dengan kreatifitas kita) agar buah hati kita mengetahui akan manfaat buah-buahan.
READ MORE - Cara Efektif Memberikan Asupan Buah-Buahan untuk Buah Hati Kita

Tiga Metode Yang Bisa Digunakan Untuk Mengajar Anak Usia Dini

Membimbing dan melatih anak usia dini agar mempunyai kemauan untuk belajar sangatlah penting agar mereka mempunyai kemauan belajar tanpa adanya paksaan dari siapapun. Ada tiga metode yang bisa kita gunakan untuk membimbing dan melatih anak usia dini agar merasa nyaman dalam belajar sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka, di antaranya:

1.Fun Learning : semua proses belajar dilakukan dengan cara bermain dan dalam suasana !00% menyenangkan antara guru (pendidik) dan murid (peserta didik).

2. Individual system : Sisitem pembelajaran dengan menggunakan sistem individu dimana system pengajarannya setiap anak belajar sesuai dengan kemampuan dan kemauan masing-masing anak dan di bimbing agar mempunyai kemandirian dalam belajar.

3. Small step system : Sistem pembelajaran dengan menggunakan metode step by step dengan modul atau alat peraga permainan edukatif sebagai sarana pembelajaran. Setiap tahapan pembelajaran diberikan dengan bertahap sedikit demi sedikit sehingga anak akan mudah menjalani proses belajar mengajar.
READ MORE - Tiga Metode Yang Bisa Digunakan Untuk Mengajar Anak Usia Dini

Kamis, 06 Januari 2011

Puisi Cinta untuk orang tuaku

Ayah ibu terima kasih
atas kasih sayang dan cinta yang telah engkau berikan padaku
sejak aku masih dalam kandungan sampai sekarang.
Kasih sayang ini selalu aku rasakan.
Ayah ibu terima kasih, Tuhan memberkati kita semua.
READ MORE - Puisi Cinta untuk orang tuaku

Rabu, 05 Januari 2011

Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 2 Lebih lanjut tentang: Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 2

3.Aspek Bahasa
Tujuan dari aspek perkembangan bahasa ini adalah mengharapkan anak usia dini mampu mengaktualisasikan kemampuan bahasanya dan dapat berkomunikasi dengan baik secara efektif yang nantinya bermanfaat untuk melatih kemampuan berfikir dalam belajar.hal yang bisa diajarkan kepada anak usia dini adalah ;

a.melatih untuk dapat berbicara dengan lancar
b.melatih anak agar bisa membedakan suara seperti suara kendaraan,suara binatang maupun membedakan suara orang tua,saudara maupun teman-temannya.
c.melatih anak agar dapat menyebutkan macam-macam jenis benda beserta fungsinya
d.melatih anak agar dapat menjawab pertanyaan sederhana yang kita berikan,contoh bertanya siapa namamu? dan lain-lain.
e.melatih anak untuk mengenal bunyi dengan sebuah nyayian
f.melatih anak untuk dua atau tiga perintah yang kita berikan

4.Aspek Kognitif
Tujuan dari aspek ini adalah mengharapkan anak usia dini mempunyai kemampuan untuk berfikir logis,kritis,dapat memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.Hal tersebut dapat kita latih dengan cara;
a.melatih anak untuk dapat mengkelompok-kelompokan benda berdasarkan bentuk dan warna benda
b.membedakan besar dan kecil benda dan juga panjang dan pendeknya benda
c.dapat menyebutkan angka 1 sampai 10
d.mengenalkan adanya konsep bilangan,contoh;satu buah apel ditambah satu buah apel menjadi dua buah apel

Lebih lanjut tentang: Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 2
READ MORE - Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 2 Lebih lanjut tentang: Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 2

Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 1 Lebih lanjut tentang: Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 1

Program pendidikan anak usia dini dimulai dari usia lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dirancang sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan dipergunakan dalam perkembangan bagi pendidikan anak usia dini mencakup 6 aspek yaitu :

1.Aspek Nilai Moral Agama
Didalam aspek ini tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman dan pelatihan kepada anak usia dini agar mempunyai kemampuan dalam melakukan ibadah,mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.Pelatihan yang bisa dimulai untuk mengenalkan anak pada agama dapat dimulai dari ;

a.melatih membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan
b.melakukan gerakan ibadah
c.bisa membedakan antara mana ciptaan Tuhan dan mana yang ciptaan manusia
d.bisa mengucapkan salam secara agama
e.bisa mengucapkan terima kasih

2.Aspek Sosial Emosional
Aspek perkembangan Sosial Emosional mengharapkan agar anak usia dini mempunyai kemampuan dalam mengenal lingkungannya alam,lingkungan sosial,bersikap positif,kontrol diri,rasa memiliki.Hal-hal yang bisa diajarkan kepada anak pertama kali adalah sebagai berikut ;
a.menerapkan rasa sabar disaat menunggu giliran
b.mau melakukan kegiatan tolong menolong dengan sesama
c.mempunyai tingkat emosi yang wajar
d.bisa melakukan pengendalian emosi
e.bisa melakukan kegiatan membuang sampah pada tempatnya
f.bisa memahami akan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugasnya

Lebih lanjut tentang: Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 1
READ MORE - Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 1 Lebih lanjut tentang: Menu PEMBELAJARAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JILID 1

Anak adalah harta yang berharga

Dunia anak adalah dunia menyenangkan...dari sanalah kita di bentuk seperti sekarang..usia dini adalah awal untuk membentuk karakter anak.Dengan cinta dan kasih sayang serta pendidikan yang menyenangkan untuk anak usia dini bisa kita arahkan.Perkembangan dan kemajuan jaman memacu kita untuk memberikan yang terbaik untuk buah hati pembekalan agar dia tegar dan hadapi masa depan dengan senyuman... :)
READ MORE - Anak adalah harta yang berharga
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
linux hosting